Warga Pertanyakan Izin Lingkungan Pembangunan Prezer Pish Di Bantaran Sungai Cicupu Pasca Banjir

News21 Dilihat

 

Portal Warta Bela Negara Garut, 14 Maret 2025 – Hujan deras yang mengguyur wilayah Blubur Limbangan, Kabupaten Garut, selama beberapa hari terakhir menyebabkan Sungai Cicupu meluap pada Kamis malam (13/3) usai salat tarawih. Ketinggian air yang mencapai hampir dua meter mengakibatkan kerusakan parah, termasuk jebolnya Tembok Penahan Tanah (TPT) milik warga dan terendamnya beberapa hektare sawah di Desa Pasirwaru.

Warga kini mempertanyakan penyebab banjir yang diduga akibat pembangunan Prezer Pish, fasilitas penyimpanan ikan laut yang berdiri di bantaran Sungai Cicupu. Mereka menilai bangunan tersebut mempersempit aliran sungai, sehingga air meluap ke pemukiman.

Asep Sopyan, warga Desa Ciwangi, mempertanyakan legalitas izin lingkungan pembangunan Prezer Pish. Ia bahkan mengancam akan melakukan aksi jika jembatan penghubung antara Desa Ciwangi dan Pasirwaru sampai terputus akibat banjir. Sementara itu, Toni, warga Pasirwaru, dengan tegas meminta agar bangunan tersebut dibongkar.

“Saya ingin tahu sejauh mana warga dilibatkan dalam perizinan lingkungan dan Amdal bangunan ini. Jika ada yang bermain dalam proses izin tersebut, saya akan bongkar semuanya,” ujar Toni dengan nada geram.Warga Pertanyakan Izin Lingkungan Pembangunan Prezer Pish Di Bantaran Sungai Cicupu Pasca Banjir

Menanggapi keresahan warga, Camat Limbangan, Guryansah, mengatakan pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pemilik bangunan.

“Jika memang ada pelanggaran dalam izin, tentu akan ada pertimbangan lain bagi pemilik bangunan tersebut,” tegasnya.

Sementara itu, Kepala Desa Pasirwaru, Ita Suherman, membenarkan adanya banjir yang terjadi. Ia mengimbau warga di sekitar bantaran Sungai Cicupu untuk tetap waspada dan tidak membuang sampah ke sungai.

Di sisi lain, AL, pemilik bangunan kafe di bantaran sungai, dikabarkan akan membongkar bangunannya karena dinilai berisiko memperparah banjir.

BACA JUGA  Peringati Hari Bhakti Imigrasi Ke 75 Tahun, Ratusan Siswa SD, PAUD , RA di Wanaraja dapat Makanan Bergizi

Banjir ini juga mengungkap permasalahan lain, yaitu banyaknya material sampah yang berserakan di area terdampak. Dugaan muncul bahwa hal ini berkaitan dengan tidak beroperasinya armada pengangkut sampah Kecamatan Limbangan. Informasi yang beredar menyebutkan bahwa petugas kebersihan mogok kerja karena honor mereka belum dibayarkan.

Saat dikonfirmasi, Camat Limbangan membenarkan hal tersebut.

“Itu masalah teknis saja. Mendekati Idul Fitri, honor mereka akan segera dibayarkan,” ungkapnya.

Warga berharap pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret untuk mencegah banjir serupa terjadi lagi di masa mendatang.

(Tim Liputan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *