Satpol PP di Hari Minggu Rehat Singkat Menjelang Sholat Zuhur dan Makan Siang Nasi Bungkus di Tengah Penertiban.

8

Portal warta belanegara.Minggu siang, 13 Juli 2025, mentari menggantung tinggi di langit Kota. Di bawah terik yang menyengat, sekelompok petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) tampak sibuk membersihkan bangunan liar yang berdiri di atas trotoar umum. Suasana panas dan berdebu itu tak menyurutkan semangat mereka dalam menegakkan aturan dan menjaga ketertiban umum.

Namun di sela hiruk-pikuk aktivitas yang melelahkan itu, hadir sebuah pemandangan sederhana yang menyentuh hati: momen rehat menjelang waktu salat zuhur dan makan siang yang penuh kebersamaan.

Di bawah naungan pohon rindang di tepi jalan, tiga sosok pimpinan Satpol PP duduk bersila di atas tikar darurat yang digelar di atas trotoar. Mereka adalah Kasatpol PP H. Basuki Eko, S.H., M.H., Sekretaris Satpol PP Iwan Riswandi, serta Kabid Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Tantribum) Heri Suherman. Meski menjabat posisi tinggi, mereka tak segan duduk sejajar dengan anggota lapangan, berbagi nasi bungkus dan air mineral di tengah debu jalan dan suara kendaraan yang lalu-lalang.

Nasi bungkus sederhana—berisi nasi hangat, lauk goreng, sambal, dan sayur tumis—terasa nikmat ketika disantap bersama setelah bekerja keras sejak pagi. Obrolan ringan mengalir, membahas kegiatan hari itu, berbagi tawa, sekaligus memastikan seluruh personel tetap semangat dan dalam kondisi sehat.

Momen itu bukan sekadar istirahat biasa. Ia menjadi simbol dari semangat kekeluargaan dan kepemimpinan yang merakyat. Tidak ada jarak antara atasan dan bawahan, yang ada hanya satu kesatuan tugas: menjaga ruang publik agar tetap bersih, tertib, dan layak digunakan oleh masyarakat.

Aksi Satpol PP hari itu bukan hanya tentang pembongkaran bangunan liar, tapi juga tentang keteladanan. Bahwa bekerja untuk negara tak melulu soal seragam dan perintah, melainkan juga tentang kebersamaan, kesederhanaan, dan keikhlasan. Duduk makan nasi bungkus di pinggir jalan bersama anggota menunjukkan nilai-nilai kemanusiaan dalam birokrasi yang sering kali dianggap kaku.

BACA JUGA  Kepala Bidang Idad Baharudin Sosialisaikan Pembentukan Koprasi Merah Putih

Di akhir rehat, mereka kemudian beranjak menuju masjid terdekat untuk menunaikan salat zuhur berjemaah. Setelah itu, mereka kembali ke lokasi, melanjutkan tugas hingga sore hari.

Hari itu bukan hanya menjadi saksi dari tertibnya trotoar yang kembali bersih, tapi juga dari kisah sederhana para penegak aturan yang tak segan melebur bersama menyatu dalam peluh, dalam debu, dan dalam nasi bungkus yang dinikmati bersama di pinggir jalan kota.(Red)