PORTAL WARTA BELA NEGARA COM.14 AGUSTUS 2025 – Ketua Asosiasi Sinergi Akselerasi (ASA), Aep Saepullah Mubarok, mengingatkan pentingnya kesabaran sebagai kekuatan batin yang mampu mengubah lelah menjadi berkah.
“Kesabaran itu rasanya pahit. Namun, buahnya lebih manis daripada madu,” ujarnya dengan nada yang tenang namun penuh keyakinan. Baginya, kesabaran ibarat obat pahit yang enggan kita telan—lidah menolak, hati berontak, bahkan pikiran meragukan manfaatnya. Tetapi justru di situlah letak ujian sejati, ketika kita memilih menahan diri, mengikhlaskan yang telah berlalu, dan tetap melangkah meski jalan terasa berat.
Aep menekankan bahwa setiap ujian hidup, baik berupa kesulitan ekonomi, tekanan sosial, maupun kekecewaan pribadi, sesungguhnya adalah proses penguatan jiwa. “Setiap derita yang kita pikul dengan sabar, setiap kekecewaan yang kita lepaskan dengan ikhlas, dan setiap penantian yang kita jalani dengan tawakal, sedang membangun pondasi kokoh dalam diri kita,” tegasnya.
Pesan ini relevan dengan realitas Garut hari ini. Di tengah fluktuasi harga kebutuhan pokok, keterbatasan lapangan kerja, serta dampak perubahan iklim yang memengaruhi para petani, kesabaran menjadi kunci agar masyarakat tetap tegar dan tidak terhanyut oleh rasa putus asa.
Firman Allah dalam QS Hud ayat 115 kembali menjadi penguat:
وَاصْبِرْ فَاِنَّ اللّٰهَ لَا يُضِيْعُ اَجْرَ الْمُحْسِنِيْنَ
“Dan bersabarlah! Sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik.”
Bagi Aep, ayat ini bukan hanya perintah spiritual, tetapi panduan praktis untuk bertahan di tengah cobaan. Ia berharap masyarakat Garut menjadikan kesabaran bukan sekadar sikap pasif, melainkan energi positif untuk terus berusaha, bersinergi, dan mengakselerasi kebaikan bersama.
(Jajang ab)
