Pernyataan Galih Rahadian,Ketua Pengurus SBCSI Periode 2025

Daerah114 Dilihat

 

Portal warta BelaNegara Garut 27 April 2025.Galih Rahadian Sebagai Ketua Pengurus Serikat Buruh SBCSI untuk periode 2025–2025, saya menyampaikan bahwa perjuangan kami tidaklah ringan. Salah satu fokus utama kami saat ini adalah menyelesaikan berbagai permasalahan di PT DAMBI di mana banyak rekan kami yang juga tergabung dalam konfigurasi berada. Mereka membutuhkan dukungan dan perjuangan yang serius.

Visi dan misi serikat buruh sesungguhnya telah termaktub dalam Undang-Undang Dasar 1945, yakni untuk mensejahterakan anggota beserta keluarganya. Oleh karena itu, tugas kami sangat berat. Undang-undang mengharuskan kami bukan hanya memperjuangkan kesejahteraan anggota, tetapi juga keluarganya. Maka, kami akan terus mendorong agar visi dan misi ini benar-benar tercapai, yakni kesejahteraan yang sesungguhnya.

Kami percaya bahwa kunci utama untuk mewujudkan hal tersebut adalah melalui pendidikan, diskusi, dan interaksi yang intens dengan para anggota. Dengan pemahaman dan pengetahuan yang kuat, anggota akan lebih siap dalam menghadapi berbagai tantangan. Misalnya, di Kabupaten Garut, setelah kami masuk, banyak kawan-kawan mulai berani berbicara, karena kami memberikan pemahaman bahwa buruh memiliki hak dan kewajiban. Mereka mulai memahami bahwa aturan-aturan yang dibuat pemerintah juga berlaku untuk mereka, dan mereka berhak menyuarakan kebenaran.

Banyak dari anggota kami yang sebelumnya terkungkung selama bertahun-tahun dalam sistem kerja yang menindas, mulai berani berserikat dan memahami dasar-dasar perjuangan buruh. Namun tantangan kami tetap besar. Salah satunya adalah mendorong anggota untuk memiliki kemauan belajar dan berkembang. Di sisi lain, perkembangan teknologi juga menjadi ancaman karena secara perlahan menggerus tenaga kerja manusia.

Masalah lain yang tak kalah penting adalah ketimpangan dalam penerimaan tenaga kerja. Saat ini, banyak perusahaan yang lebih memilih pekerja perempuan. Hal ini menimbulkan kesenjangan besar karena laki-laki yang tidak bekerja disebut sebagai pengangguran, sementara perempuan yang tidak bekerja disebut ibu rumah tangga. Kami memperjuangkan agar penerimaan tenaga kerja bisa lebih seimbang, minimal 50% laki-laki dan 50% perempuan, agar tidak terjadi diskriminasi dan ketimpangan sosial.

BACA JUGA  Polsek Wonomulyo Dampingi Satpol PP Lakukan Pengecekan Lokasi Penjualan Yang Ditertibkan

Selain itu, kebijakan luar negeri dan dinamika global seperti perang dagang antara Amerika dan China, atau konflik Rusia dan Ukraina, juga sangat memengaruhi industri, khususnya industri multinasional. Dalam hal ini, komunikasi kami dengan berbagai basis dan serikat lainnya terus kami jalin, meskipun ada tantangan besar, yaitu resistensi dari perusahaan maupun pemerintah terhadap keberadaan kami.

Kami sering kali tidak diinginkan, baik oleh perusahaan maupun oleh pihak pemerintah, karena kami vokal dalam menuntut agar aturan-aturan yang dibuat pemerintah dijalankan sebagaimana mestinya. Sayangnya, pelanggaran sering kali tidak ditindak secara adil. Bahkan, beberapa perusahaan memilih untuk tidak transparan, seperti yang terjadi di PT Dambi, di mana rekan-rekan kami mengalami ketidakadilan.Tuturnya.

Demikian pernyataan saya, dan kami akan terus berjuang demi keadilan, kesejahteraan, dan hak-hak buruh di Indonesia.pungkas Galih.

(Taofik hidayat)