Portal warta bela negara Garut-23 Agustus 2025 Perkembangan kurikulum pendidikan di Indonesia merupakan proses berkelanjutan yang dipengaruhi oleh perubahan zaman, politik, sosial, ekonomi, serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejak kemerdekaan, Indonesia telah beberapa kali memperbarui kurikulumnya, mulai dari Rencana Pelajaran 1947 hingga Kurikulum Merdeka saat ini, dengan setiap perubahan bertujuan untuk menyempurnakan pendidikan nasional agar lebih berkualitas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Dari proses selama ini terkadang pengambil kebijakan kadang melupakan hal sederhana namun unik yang dimiliki bangsa ini yang justru mengandung nilai-nilai kehidupan yang luhur yakni Kearifan Lokal itu sendiri yang semestinya masuk dan ruh pada proses perubahan kurikulum pendidikan itu sendiri. Dalam kehidupan masyarakat Sunda misalnya, sejak para karuhun terdahulu telah memiliki kurikulum pendidikan (kehidupan) yang disebut PANCAWALUYA, apa itu?
Panca Waluya adalah konsep kearifan lokal Sunda yang berarti “Lima Kesempurnaan”, mengacu pada lima nilai dasar untuk membentuk individu yang utuh dan berkualitas: Cageur (sehat jasmani), Bageur (baik hati/kepribadian), Bener (jujur/berintegritas), Pinter (pintar/berwawasan), dan Singer (terampil/cekatan).
Konsep ini juga dikenal sebagai Gapura Panca Waluya yakni sebuah gerakan pendidikan karakter yang bertujuan menciptakan manusia yang bertanggung jawab, adaptif, dan siap menghadapi tantangan zaman dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya Sunda ke dalam pendidikan. Makna Panca Waluya itu sendiri berarti; Panca: berarti lima, dan Waluya: berarti kesempurnaan atau keselamatan.
Adapun uraian dan penjelasan dari PANCAWALUYA alias Lima Kesempurnaan adalah sebagai berikut :
1. Cageur: Sehat secara jasmani, memiliki tubuh dan kondisi fisik yang baik.
2. Bageur: Berperilaku baik, memiliki hati yang mulia dan kepribadian yang baik.
3. Bener: Jujur, berintegritas, dan memiliki pendirian yang benar.
4. Pinter: Cerdas, memiliki wawasan luas, dan cerdas secara intelektual.
5. Singer: Terampil, gesit, dan cekatan dalam bertindak.
Sedangkan tujuan dan manfaat dari masuknya kearifan lokal PANCAWALUYA kedalam Kurikulum Pendidikan adalah :
1. Pembentukan Karakter: Membentuk individu yang utuh, bertanggung jawab, dan disiplin.
2. Kesiapan Menghadapi Zaman: Menyiapkan masyarakat Sunda, khususnya generasi muda, untuk menghadapi tantangan modernitas dan globalisasi.
3. Integrasi Kearifan Lokal: Mengintegrasikan nilai-nilai kearifan lokal Sunda ke dalam pendidikan untuk membangun manusia yang berkualitas.
4. Membangun Peradaban: Melahirkan generasi unggul yang memiliki identitas kuat dan mampu berkontribusi dalam pembangunan peradaban yang maju dan berkeadaban.
Konsep kearifan lokal PANCAWALUYA dalam Kurikulum Pendidikan ini dapat diimplementasikan melalui, antara lain:
1. Pendekatan Pembelajaran Holistik: PANCAWALUYA memadukan nilai-nilai lokal dengan teori pendidikan modern seperti deep learning untuk menciptakan pembelajaran yang komprehensif dan relevan.
2. Kesiapan Menghadapi Masa Depan: Pendidikan yang didasarkan pada PANCAWALUYA diharapkan dapat mempersiapkan warga Jawa Barat menjadi generasi unggul untuk Indonesia Emas 2045, yang mampu membangun peradaban maju dan berkeadaban.
3. Menjadi Model Inovatif: Implementasinya yang menerapkan kolaborasi antara pemerintah, sekolah, guru, dan masyarakat, menunjukkan potensi PANCAWALUYA sebagai model inovatif pendidikan berbasis nilai lokal yang dapat menginspirasi daerah lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PANCAWALUYA sangat cocok menjadi dasar kurikulum pendidikan karena menekankan pembentukan karakter manusia seutuhnya melalui lima nilai utama (Cageur, Bageur, Bener, Pinter, Singer) yang bersumber dari budaya lokal Sunda. Konsep ini mengintegrasikan kearifan lokal dengan pendidikan modern untuk menghasilkan generasi yang memiliki karakter kuat, adaptif, berintegritas, dan mampu bersaing di era global, sebagaimana terlihat dalam inisiatif di Jawa Barat. Dalam kesempatan ini penulis sangat berharap jika Kurikulum Pendidikan di Jawa Barat diberinama Kurikulum Pendidikan PANCAWALUYA.
Rahayu…
Penulis pun aktif dalam Pemerhati Kesejarahan & Budaya, menjadi pengurus pada Dewan Adat Kabupaten Garut (DAKG) dan Forum Pengkajian Pengembangan Garut Selatan (FPPGS) serta aktif dalam forum kebudayaan di Jawa Barat.
(Undang wiga)