Panggung Megah dan Pidato Nasionalis Usai,Tapi Adegan Bocah Kecil Memunguti Kue Manjadi Kritik Paling Jujur

Portal Warta Bela Negara Garut, 19 Agustus 2025 –
Di tengah megahnya panggung upacara kemerdekaan dengan karpet merah dan deretan kursi kehormatan, ada satu adegan yang tak tertulis dalam rundown resmi: seorang bocah kecil dengan polos memunguti kue dari kotak makanan yang ditinggalkan begitu saja.

Bagi sebagian orang, itu hanyalah sisa. Makanan yang tak lagi menarik. Namun bagi sang bocah, itulah rezeki. Pesta kecil. Sebuah kemewahan yang jarang singgah di hidupnya.

“Makanan sisamu adalah hidangan lezat bagi yang lain.” Kalimat ini bukan sindiran, bukan pula nyinyiran. Ia adalah cermin. Tentang ketimpangan yang kerap kita bungkus dengan jargon nasionalis.

Delapan puluh tahun Indonesia merdeka, tetapi pemandangan seperti ini masih nyata. Masih banyak saudara kita yang hidup dari remah. Dari sisa. Dari apa yang dianggap tak penting oleh sebagian orang.

Di sisi lain, negara terus menggelar seremoni—penuh simbol, bendera, dan jargon kebangsaan. Sementara di lapisan bawah, ada perut kecil yang merasa merdeka hanya dengan mendapat kue sisa dari pesta besar itu.

(Jajang ab)

BACA JUGA  Sodiah Warga Panunggangan Sukabakti,Hanya ingin Bertemu Dengan Gubernur Jawa barat Dedi Mulyadi,Namun Nasibnya Kurang Baik dan Terinjak injak oleh Kerumunan yang Datang Berjubel.