Wartabelanegara.Com_Polewali Mandar_(18/10/2025)
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu upaya besar pemerintah dalam membangun generasi Indonesia yang sehat dan berdaya saing. Tujuan utamanya sederhana namun mulia: memastikan setiap anak, terutama dari keluarga kurang mampu, mendapatkan asupan gizi seimbang agar tumbuh sehat dan cerdas.
Secara nasional, program ini mulai berjalan pada tahun 2025 dengan melibatkan berbagai kementerian dan dukungan anggaran sekitar Rp71 triliun, menyasar lebih dari 19 juta anak, ibu hamil, serta kelompok rentan di seluruh Indonesia.
Di Kabupaten Polewali Mandar, Ilham salah satu Anggota DPRD Kab. Polman mengatakan, pelaksanaan MBG dilakukan melalui jaringan dapur penyedia makanan yang tersebar di berbagai kecamatan. Dapur-dapur tersebut melibatkan banyak tenaga lokal, mulai dari juru masak, pengemas, hingga pengantar makanan, yang setiap hari menyiapkan menu bergizi untuk ribuan peserta didik.
Meski demikian, perjalanan program ini tidak selalu mulus. Beberapa dapur sempat mengalami kendala administratif yang menyebabkan distribusi makanan di sejumlah sekolah tertunda untuk sementara waktu. Situasi ini sempat menimbulkan kekhawatiran para orang tua dan tenaga pendidik, mengingat program MBG diharapkan menjadi tumpuan dalam meningkatkan kualitas gizi anak sekolah.
Selain soal teknis, ilham juga mengatakan bahwa muncul pula sejumlah masukan dari lapangan terkait mekanisme pelaksanaan dan kualitas penyajian makanan. Sejumlah pihak berharap agar pengawasan dilakukan lebih ketat — mulai dari pemilihan bahan, proses pengolahan, hingga distribusi ke sekolah — agar keamanan dan mutu makanan tetap terjamin.
Di sisi lain, Ilham juga menekankan bahwa pendekatan kearifan lokal juga dinilai sangat penting untuk memperkuat keberhasilan program ini. Makanan bergizi akan lebih efektif jika disesuaikan dengan kebiasaan dan budaya makan masyarakat setempat. Penggunaan bahan pangan lokal seperti ikan laut, jagung, ubi, pisang, dan sayur kampung, bukan hanya memenuhi standar gizi, tetapi juga menjadikan makanan lebih akrab di lidah anak-anak.
Pendekatan ini sekaligus memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat sekitar — memberdayakan petani, nelayan, dan pelaku usaha kecil yang turut memasok bahan pangan ke dapur penyedia makanan. Dengan demikian, program ini tidak hanya menyehatkan anak-anak, tetapi juga menggerakkan ekonomi lokal.
Para pemerhati pendidikan dan gizi berharap agar MBG dijalankan dengan lebih terbuka, melibatkan masyarakat, serta memperhatikan nilai-nilai budaya daerah. Dengan cara itu, program ini bisa menjadi gerakan bersama untuk menumbuhkan kesadaran gizi, menjaga kebersamaan, dan memperkuat karakter bangsa sejak dini.
Program Makan Bergizi Gratis pada akhirnya bukan hanya soal memberi makan, tetapi tentang merawat masa depan generasi dengan cara yang manusiawi, sehat, dan berakar pada nilai-nilai lokal yang bijak.ungkapnya