Leuit KDM dan KDMP : Harmoni Tradisi Sunda dan Ekonomi Moderen Oleh: Aep Saepullah Mubarok Pegiat dan Penggerak Koperasi Nasional

 

Portal warta bela negara Com.19 September 2025-Dalam tradisi Sunda, leuit bukan hanya lumbung padi. Ia adalah simbol ketahanan, kearifan, dan solidaritas masyarakat desa. Di dalam leuit tersimpan bukan hanya gabah, tetapi juga nilai hidup: hemat, menabung, dan berbagi. Filosofi ini membuat masyarakat desa tetap tegar ketika krisis melanda.

KDM, dengan gagasan menghidupkan kembali leuit, mengetuk kesadaran kolektif kita: pembangunan tidak boleh tercerabut dari akar budaya. Desa bukan hanya konsumen, melainkan produsen yang mampu menyimpan dan mengelola hasilnya sendiri. Leuit menjadi pengingat bahwa kemandirian sejati dimulai dari keberanian menyimpan untuk masa depan.

Di sisi lain, hadir Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) sebagai instrumen modern. KDMP bukan sekadar tempat simpan pinjam, tetapi pusat distribusi, pemasaran, hingga perlindungan harga produk petani. Jika leuit adalah lumbung pangan tradisional, maka KDMP adalah lumbung ekonomi modern.

Harmonisasi keduanya menghadirkan konsep yang indah: leuit memberi jiwa, KDMP memberi tubuh. Leuit menanamkan nilai kebersamaan, KDMP menggerakkannya dalam kelembagaan. Leuit mengajarkan menabung padi, KDMP menanamkan menabung modal. Leuit melahirkan solidaritas saat paceklik, KDMP menghadirkan kesejahteraan melalui pengelolaan ekonomi.

Bayangkan bila KDMP mengembangkan unit usaha Leuit Desa. Hasil panen anggota dibeli koperasi, disimpan bersama, lalu didistribusikan kembali saat harga naik atau ketika krisis. Sistem ini menjaga stabilitas harga sekaligus memastikan kesejahteraan anggota. Tradisi leuit pun hidup kembali dalam wajah baru yang relevan dengan tantangan zaman.

Historis empiris di Jawa Barat membuktikan masyarakat Sunda terbiasa dengan sistem kolektif: menyimpan di leuit, gotong royong di sawah, hingga arisan di kampung. KDMP sejatinya adalah kelanjutan dari tradisi itu—lebih modern, adaptif, dan terhubung dengan jejaring nasional.

BACA JUGA  Forkopimda Duduk Bersama Temui Massa,Kapolres Garut Salut dengan Apresiasi yang Disampaikan Dengan Tertib

Harmonisasi Leuit KDM dan KDMP memberi pelajaran: modernitas tidak harus menyingkirkan tradisi. Justru ketika keduanya menyatu, lahirlah model pembangunan desa yang berakar sekaligus berorientasi masa depan.

Penulis:
Aep Saepullah Mubarok adalah pegiat dan penggerak koperasi nasional sejak 2004. Ia aktif sebagai konsultan koperasi dengan fokus pada tata kelola dan modernisasi. Selain sebagai Sekretaris Jenderal AP3N, ia juga pendiri beberapa koperasi di Jawa Barat maupun nasional, serta Ketua ASA (Asosiasi Sinergi Akselerasi) yang mendorong transformasi koperasi dan UMKM di Indonesia.
(Jajang ab)