Kepala Kemenag Kabupaten Garut, Dr. H. Saepulloh, S.Ag., M.Pd.I., Mendukung Penuh Program “Membumikan Ecoteologi Melalui Penanaman Pohon di Lahan Reklamasi Tambang CV. Bumi Pasir Makmur”

 

Portal Warta Bela Negara. Garut – Komitmen terhadap pelestarian lingkungan hidup dan nilai-nilai spiritual dalam pembangunan terus digaungkan oleh berbagai pihak, termasuk dari unsur Kementerian Agama. Hal ini tampak dalam dukungan penuh yang diberikan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Garut, Dr. H. Saepulloh, S.Ag., M.Pd.I., terhadap program “Membumikan Ecoteologi Melalui Penanaman Pohon di Lahan Reklamasi Tambang CV. Bumi Pasir Makmur” yang berlangsung di Kecamatan Leuwisari, Kabupaten Garut, pada Kamis, 11 September 2025.

Program ini merupakan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan unsur pemerintah, tokoh agama, akademisi, masyarakat, dan dunia usaha. Tujuannya adalah untuk memperkuat kesadaran ekologis masyarakat melalui pendekatan teologis (ecoteologi), sekaligus memberikan kontribusi nyata terhadap pemulihan lingkungan pascatambang.

Dalam sambutannya, Dr. H. Saepulloh menyampaikan bahwa ecoteologi adalah pendekatan yang sangat relevan di tengah krisis lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Ia menegaskan bahwa ajaran agama, khususnya Islam, memuat banyak nilai dan prinsip yang menekankan pentingnya menjaga alam sebagai bagian dari amanah Tuhan kepada manusia.

> “Menjaga lingkungan bukan hanya tanggung jawab ekologis, tetapi juga tanggung jawab moral dan spiritual. Dalam Islam, kita mengenal konsep khalifah fil ardh—bahwa manusia diangkat sebagai pemelihara bumi. Maka,

Lebih lanjut, beliau mengapresiasi inisiatif CV. Bumi Pasir Makmur yang telah mengambil langkah nyata dalam melakukan reklamasi lahan bekas tambang melalui kegiatan penghijauan. Menurutnya, langkah ini patut dijadikan contoh oleh perusahaan-perusahaan lain, karena menunjukkan kepedulian yang tinggi terhadap keberlanjutan lingkungan.

> “Kegiatan ini bukan hanya menanam pohon secara fisik, tetapi juga menanamkan kesadaran ekologis di hati masyarakat. Inilah esensi dari membumikan ecoteologi—mengubah nilai-nilai spiritual menjadi tindakan nyata yang berkelanjutan,” tambahnya

BACA JUGA  Polsek Wonomulyo Dampingi Satpol PP Lakukan Pengecekan Lokasi Penjualan Yang Ditertibkan

Selain penanaman pohon, acara ini juga diisi dengan dialog interaktif mengenai ecoteologi, edukasi lingkungan hidup, serta penandatanganan komitmen bersama lintas sektor untuk terus menjaga dan merawat hasil reklamasi. Masyarakat sekitar turut dilibatkan secara aktif dalam kegiatan ini,

Dukungan dari Kementerian Agama Kabupaten Garut menunjukkan bahwa isu lingkungan tidak bisa diselesaikan oleh satu sektor saja, melainkan harus menjadi tanggung jawab kolektif. Dengan menjadikan ajaran agama sebagai landasan, diharapkan kesadaran ekologis dapat mengakar kuat dalam budaya dan praktik kehidupan masyarakat sehari-hari.

Kegiatan ini menjadi bukti nyata bahwa pendekatan spiritual mampu berjalan seiring dengan upaya ilmiah dan teknis dalam menjaga bumi. Harapannya, kegiatan serupa dapat terus dikembangkan dan diadopsi di wilayah lain sebagai bagian dari gerakan nasional membumikan ecoteologi.(opx)