Portal Warta Bela Negar. Garut, 9 September 2025 — Suasana malam yang biasanya tenang dan damai di Kampung Cidadap, Desa Sindang Galih, Kecamatan Karangpawitan, mendadak berubah menjadi kecemasan. Warga kampung dikejutkan dengan kemunculan sarang tawon berukuran besar yang mulai aktif dan berterbangan masuk ke area permukiman, menimbulkan keresahan dan kekhawatiran yang mendalam, terutama bagi keluarga dengan anak-anak kecil dan lansia.
Peristiwa ini terjadi pada Senin malam, 8 September 2025 pukul 19.57 WIB. Keberadaan sarang tawon yang tidak biasa itu dilaporkan oleh warga kepada Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Garut, yang langsung merespon cepat setelah menerima laporan.
Menurut sejumlah warga, aktivitas tawon mulai meningkat sejak sore hari, namun menjelang malam, gerombolan serangga tersebut mulai menyebar dan memasuki rumah-rumah warga. Beberapa di antaranya bahkan mengaku hampir disengat, dan anak-anak diminta untuk tetap berada di dalam rumah demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
Menanggapi laporan tersebut, tim Damkar Garut langsung bergerak cepat menuju lokasi. Dengan membawa peralatan lengkap dan personel terlatih, mereka segera melakukan observasi dan penyisiran area sekitar untuk menemukan lokasi sarang secara pasti serta menilai tingkat potensi bahaya yang ditimbulkan.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Kabupaten Garut, H. Basuki Eko, S.H., M.H., saat dikonfirmasi melalui aplikasi WhatsApp, membenarkan adanya laporan tersebut dan memastikan bahwa pihaknya telah mengerahkan tim untuk menangani situasi.
> “Betul, kami menerima laporan dari masyarakat tentang adanya sarang tawon yang cukup besar dan meresahkan warga di Kampung Cidadap, Desa Sindang Galih. Setelah menerima informasi tersebut, tim kami langsung kami turunkan ke lokasi untuk melakukan penanganan,” jelas H. Basuki dalam keterangannya.
Beliau juga menambahkan bahwa keberadaan sarang tawon yang besar di lingkungan permukiman bisa menjadi ancaman serius bagi keselamatan warga. Terlebih jika jenis tawon yang bersarang termasuk jenis agresif, serangannya bisa menyebabkan luka serius atau bahkan reaksi alergi berat bagi sebagian orang.
Setibanya di lokasi, tim Damkar segera mengevakuasi area sekitar, meminta warga untuk menjauh dari titik sarang, dan melakukan proses penanganan menggunakan alat pelindung diri lengkap (APD) serta peralatan khusus untuk mengendalikan koloni tawon tanpa membahayakan lingkungan sekitar.
Menurut salah satu petugas Damkar yang berada di lapangan, proses penanganan harus dilakukan secara hati-hati karena tawon menjadi sangat sensitif terhadap cahaya dan gerakan di malam hari. Penanganan dilakukan menggunakan asap dan cairan pembasmi serangga yang aman bagi manusia namun efektif untuk mengusir dan memusnahkan koloni tawon.
> “Kami mengutamakan keselamatan warga dan petugas. Penanganan seperti ini memerlukan strategi khusus, apalagi jika sarangnya berada di ketinggian atau di tempat yang sulit dijangkau,” ujar salah satu petugas.
Setelah beberapa jam proses evakuasi dan pemusnahan, sarang tawon berhasil ditangani tanpa adanya korban luka atau insiden tambahan. Warga pun menyampaikan rasa lega dan ucapan terima kasih kepada tim Damkar Garut yang telah bertindak cepat dan profesional.
> “Kami sangat berterima kasih kepada Damkar Garut. Kalau tidak segera ditangani, bisa jadi membahayakan anak-anak dan warga lainnya. Semalam kami tidak bisa tidur karena takut,” ujar seorang warga yang rumahnya berdekatan dengan lokasi sarang tawon.
Menutup keterangannya, Kepala Dinas Damkar H. Basuki Eko juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor apabila menemukan keberadaan sarang tawon atau hewan berbahaya lainnya di lingkungan sekitar. Ia menegaskan bahwa timnya siap merespon cepat demi menjaga keselamatan dan ketenangan warga.
> “Kami terbuka 24 jam untuk menerima laporan masyarakat. Jangan mencoba menangani sendiri karena risikonya besar. Biarkan tim ahli kami yang menanganinya,” tegasnya.
Kejadian ini menjadi pengingat penting akan perlunya kewaspadaan terhadap keberadaan hewan liar atau serangga berbahaya di lingkungan tempat tinggal. Dengan kerjasama yang baik antara warga dan instansi terkait, potensi bahaya dapat diminimalkan, dan kenyamanan warga dapat terus terjaga.(opx)