Dari Duka Menuju Persatuan: Seruan Damai K.H Aceng Abdul Mujib S.Ag.

Portal Warta Bela Negara. Garut 21 juli 2025.Di tengah duka yang menyelimuti Garut pasca tragedi “Balakencrakan” di halaman Pendopo Kabupaten Garut yang menewaskan tiga orang warga, suara penyejuk datang dari Ketua Umum Aliansi Masyarakat Garut Anti Radikalisme dan Intoleransi (ALMAGARI), K.H. Aceng Abdul Mujib, M.Ag., atau yang akrab disapa Ceng Mujib.

Dalam rapat internal Dewan Pengurus Pusat (DPP) ALMAGARI yang digelar di Kantor Pusat mereka di Jalan Galumpit, Garut, Senin (21/07/2025), Ceng Mujib menegaskan komitmennya untuk terus mengawal jalannya pemerintahan di bawah kepemimpinan Syakur–Putri.

> “Tragedi ini bukan hanya duka, tapi juga jadi refleksi. Ujian bagi kita semua, terutama bagi pemimpin yang tengah menjalankan amanahnya,” ungkap Ceng Mujib penuh empati.

Pernyataan ini disampaikan tak lama setelah insiden memilukan dalam acara “Balakencrakan”—sebuah pesta rakyat yang digelar sebagai bagian dari pernikahan Wakil Bupati Garut, Putri Karlina, dan Maula Akbar, putra Gubernur Jawa Barat. Acara yang seharusnya menjadi perayaan sakral justru berubah menjadi tragedi akibat desak-desakan massa saat pembagian makanan gratis, yang menyebabkan tiga warga kehilangan nyawa. Seluruh perhatian kini pun tertuju pada Pemkab Garut.

Ceng Mujib menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga korban, serta mengajak seluruh elemen masyarakat Garut untuk memetik hikmah dari kejadian tersebut.

> “Ini bukan soal menyalahkan, tapi bagaimana kita menjadikan peristiwa ini sebagai cermin—sebagai batu ujian bagi pemimpin yang berniat memperbaiki diri dan bangsanya,” tegas sang kiai kharismatik yang dikenal vokal dalam isu kemanusiaan dan toleransi.

Dalam suasana emosional pasca tragedi, berbagai isu pun berseliweran di ruang publik. Namun, Ceng Mujib mengingatkan masyarakat Garut agar tetap tenang dan tidak terprovokasi oleh narasi-narasi yang memperkeruh suasana. Ia menekankan bahwa proses hukum dan investigasi atas insiden ini sepenuhnya berada dalam kewenangan Aparat Penegak Hukum (APH).

BACA JUGA  Kecelakaan Setelah Liputan Razia: Pimpinan Redaksi Warta Bela Negara di Tabrak Pengendara Brio Putih di Garut.

> “Tugas kita sebagai masyarakat sipil adalah menjaga kondusifitas. Jangan biarkan kemarahan membutakan akal sehat. Pemerintahan harus tetap berjalan, pembangunan jangan berhenti. Ini saatnya kita bersatu, bukan saling menyudutkan,” tambahnya.

Tak hanya memberikan nasihat, Ceng Mujib juga memberikan apresiasi atas langkah cepat Putri Karlina dan Maula Akbar yang langsung mengunjungi keluarga korban dan menyampaikan permohonan maaf secara pribadi.

> “Itulah jiwa pemimpin—yang mau turun langsung, menatap mata masyarakatnya, dan memeluk luka mereka. Kami apresiasi langkah empati Ibu Putri dan suaminya,” ucapnya.

Menurut Ceng Mujib, itu bukan hanya bentuk tanggung jawab moral, tetapi juga bukti nyata kepekaan terhadap penderitaan rakyat.

Rapat internal ALMAGARI yang berlangsung selama hampir dua jam tersebut menghasilkan satu pesan penting: Garut membutuhkan suasana damai, pemulihan sosial, dan pemimpin yang tetap berdiri teguh di tengah badai.

> “Mari kita jaga Garut, karena membangun daerah bukan hanya tugas pemimpin, tapi tanggung jawab kita semua,” pungkas Ceng Mujib.

Ia menutup dengan pesan yang penuh harapan:

> “Jangan biarkan satu musibah memecah kita. Dari tragedi, harus lahir kekuatan baru. Dari luka, harus lahir pemimpin yang lebih bijak. Garut belum selesai, dan kita belum kalah.(Red)