Bernilai Sejarah,Kelenteng Tertua di Garut yang Patut Dilestarikan Sebagai Cagar Budaya.Oleh :Kang Oos Supyadin,Pemerhati Sejarah dan Kebudayaan

 

Portal warta bela negara Garut-13 September 2025.Namanya Vihara Dharma Loka Garut merupakan kelenteng atau rumah ibadah Tionghoa tertua di Garut, diperkirakan dibangun sekitar tahun 1839 Masehi di Jalan Guntur, Kelurahan Ciwalen sudah tentu mengandung nilai sejarah.

Bangunan ini memiliki arsitektur khas dengan dua patung naga besar di pintu masuknya dan awalnya memiliki dua ruangan: Toa Pek Kong yang berisi patung Toa Pek Kong dan dewa-dewi lainnya, serta Koang Kong yang berisi patung Guan Kong dan dewa-dewi lainnya.

Pada tahun 1967, bangunan ini diperluas dengan penambahan dua ruangan baru, yaitu Amurwa Bumi dan Avalokitesvara, masing-masing dihuni oleh patung Budha Sidharta dan patung Dewi Kwam Im.

Secara umum bahwa di dalam Vihara Dharma Loka memiliki empat ruangan, antara lain :

Pertama adalah ruang atau ruangan Amurwa Bumi yang diperuntukan patung Dewa Tanah Pek Kong/Hok Tek Ceng Sien, patung Dewa Kesalamatan Ma Cho Po, patung Dewa Rezeki/Dewa Keberuntungan Chay Che Kong dan di ruangan pertama terdapat patung Kai Kaboa dan harimau siliwangi.

Kedua, ruangan Setya Dharma, ruangan ini diperuntukkan untuk Koan Kong yang merupakan Dewa Keadilan dan Kebenaran. Di dalamnya terdapat patung Dewa Panjang Umur atau Dewa Kesehatan Koan Kong, patung Dewi Kesugihan Mbah Jugo yang berasal dari Gunung Kawi. Di halaman tengah terdapat sebuah tungku pembakaran yang digunakan khusus untuk membakar Hio. Pembakaran Hio ini dilakukan sebagai sebuah persembahan kepada Tuhan, Hio juga berfungsi proses pembakaran kertas yang berisi doa-doa.

Ketiga, ruang inti terdapat patung Buddha yakni patung Siddharta Gautama, ruangan ini disebut sebagai ruangan Budha Dharma.

Keempat, ruangan yang diperuntukkan patung Dewi Kwam Im yang disebut sebagai ruangan Avalokitesvara.

BACA JUGA  Polsek Binuang Lakukan Patroli, Memastikan Situasi Kambtibmas Tetap Kundusif Pasca Lebaran Idul Fitri

Sejalan sebagaimana mengutip laman Disparbud Garut, bahwa bangunan kelenteng Vihara Dharma Loka ini penting untuk dilestarikan karena :

1. Memiliki bentuk bangunan yang unik dan langka
2. Merupakan bangunan yang mewakili gaya arsitektur Modern (Tropis)
3. Sebagai bangunan bernilai sejarah pembangunan Kota Garut pada masa perjalanan sejarah pembangunan sarana peribadatan bersejarah
4. Bangunan ini penting untuk ilmu pengetahuan karena merupakan objek penelitian dan sumber inspirasi bagi ilmu arsitektur, struktur dan desain.

Selain kelenteng Vihara Dharma Loka Garut, terdapat pula beberapa kelenteng tertua yang ada di Jawa Barat sebagai berikut :

1. Kelenteng Talang (Toa Lang) di Cirebon, yang usianya diperkirakan mencapai sekitar 600 tahun atau didirikan sejak 1415 M, namun usianya yang pasti sulit dipastikan karena beberapa sumber berbeda. Kelenteng ini juga memiliki fungsi awal sebagai rumah singgah dan kantor dagang bagi pedagang Tiongkok.
2. Kelenteng Chen It Thian Kun (Dewa Rejeki) terletak di Babakan Madang, Kabupaten Bogor : Disebutkan sudah berdiri lebih dari 400 tahun, namun tidak ada informasi pasti mengenai tanggal pendiriannya.
3. Kelenteng Hok Tek Cheng Sin di Majalengka : Didirikan pada tahun 1803, merupakan salah satu bangunan tertua di Majalengka.
4. Kelenteng Sian Djin Ku Poh di Karawang : Disebutkan sebagai kelenteng tertua di Karawang yang berdiri sejak abad ke-18.
5. Vihara Satya Budhi (Klenteng Hiap Thian Kong) di Bandung : Diresmikan pada tahun 1855, merupakan salah satu klenteng tertua di Bandung.

Maka sangatlah tepat jika Pemda Garut dan para pemangku kebijakan dalam hal kebudayaan dan sejarah untuk mendorong Vihara Dharma Loka tersebut ditetapkan sebagai salah satu Cagar Budaya. Rahayu.
(Red)