Harmoni Budaya Sunda dan Syariat Islam ;Reflksi atas Ritual KDM Kang Dedi Mulyadi

 

Portal warta bela egara Garut – Upaya pelestarian budaya Sunda kembali menjadi sorotan melalui kiprah Kang Dedi Mulyadi, tokoh pejuang budaya yang konsisten menggelar berbagai ritual adat sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan leluhur. Namun di tengah antusiasme ini, muncul pertanyaan tentang keselarasan antara praktik budaya tersebut dengan prinsip syariat Islam.

Holil Aksan Umarzen, Pinisepuh Majelis Musyawarah Sunda (MMS), dalam kajiannya menegaskan pentingnya memahami hubungan budaya dan agama dalam konteks yang harmonis. Ia menilai bahwa budaya Sunda dengan nilai-nilai luhur seperti rasa syukur, gotong royong, dan penghormatan kepada alam serta leluhur, bisa tetap dilestarikan selama tidak bertentangan dengan prinsip tauhid Islam.

Dalam pandangan Islam, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat Al-Hujurat ayat 13, keberagaman bangsa dan budaya adalah sarana untuk saling mengenal dan mempererat tali persaudaraan. Yusuf al-Qaradawi pun dalam Fiqh al-Awlawiyyat menekankan, tradisi yang tidak mengandung unsur syirik ataupun maksiat tetap dapat diterima dan dilestarikan.

Holil menjelaskan, ritual budaya Sunda seperti sedekah bumi atau upacara adat, selama dijalankan dengan niat tulus karena Allah, tanpa menyekutukan-Nya, bukan hanya tidak melanggar syariat, tetapi juga bisa menjadi media dakwah dan sarana memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.

Ia mengingatkan pentingnya menjaga niat dan keikhlasan dalam setiap pelaksanaan kegiatan budaya. Niat yang benar akan membawa keberkahan dan menghindarkan dari penyimpangan akidah. Untuk itu, Holil mengusulkan agar setiap kegiatan budaya melibatkan ulama sebagai pendamping, menghindari unsur syirik, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara pelestarian budaya dan ketaatan pada ajaran Islam.

Dalam seruannya, Holil mengajak seluruh masyarakat, terutama generasi muda, untuk bersama-sama melestarikan budaya Sunda secara islami. “Mari kita jaga warisan leluhur ini dengan penuh rasa tanggung jawab dan keikhlasan, sebagai bagian dari upaya memperkuat identitas bangsa dan memperkokoh keimanan kepada Allah SWT,” ujarnya.

BACA JUGA  Ini Pesan Kun Wardana Abyoto di Munas SP IKN

Ia menutup dengan harapan, agar budaya Sunda yang kaya nilai luhur dapat terus diwariskan kepada generasi mendatang, berjalan seiring dengan ajaran Islam yang murni, demi membangun masyarakat yang beradab, religius, dan berkarakter kuat.

(Umdang wiga)